Sinopsis Novel Dalam Mihrab Cinta Karya Habiburrahman EL Shirazy


" Terima kasih sudah berkunjung ke blog sederhana ini dan sebagai ungkapan terima kasih, kami akan berikan 1 e-book mengenai usaha gratis untuk anda. Silahkan unduh disini atau disini "



Identitas Buku

Judul Buku : Dalam Mihrab Cinta
Nama pengarang : Habiburrahman El Shirazy
Penerbit : Ihwah Publishing
Kota Terbit : Jakarta Selatan
Tahun Terbit : 2010
Jumlah Halaman : vi + 270 halaman
ISBN : 978-602-98221-4-4
Sinopsis
Syamsul si tokoh utama ialah seorang yang sangat senang dengan tantangan. Sifat itu mendorong ia melanjutkan studi ke pondok pesantren setelah dua tahun lulus SMA. Ia merasa tertantang dengan cerita seorang seniman bahwa belajar di pondok sangat sulit. Syamsul memutuskan masuk ke pondok Al-Huda yang kemudian ia ketahui pondok itu milik ayah seorang gadis yang telah ia tolong di kereta sebelumnya. Gadis yang menyantri di Pekalongan itu bernama Zizi.Syamsul sangat rajin belajar di pondok sehingga ia bisa menyelesaikan tingkatan-tingkatan dalam pondok lebih cepat. Karena hal itu, Zizi menjadi simpati kepada Syamsul. Melihat sikap Zizi, Burhan yang menaruh perasaan kepada Zizi merasa cemburu. Muncul niat jahatnya untuk menjebak Syamsul, seolah-olah Syamsul adalah pencuri. Akhirnya Syamsul diadili secara masal oleh seluruh santri dan ustadz dengan tuduhan mencuri. Ia dikurung dalam suatu tempat dan tidak kuasa untuk membela diri atas fitnah yang ditudingkan Burhan kepadanya. Berita ini pun sampai pada keluarga Syamsul. Syamsul dikeluarkan secara tidak hormat dari pesantren. Ayahnya sangat marah, Syamsul dihajar oleh kakak- kakaknya. Hanya Ibu dan Nadia, adik perempuanya yang percaya.
Tidak tahan dengan sikap keluarganya, Syasul memutuskan untuk pergi dari rumah. Zizi yang pernah menaruh rasa simpati kepada Syasul sering mengunjungi rumah Syamsul. Suatu hari Syamsul ditangkap polisi karena tuduhan mencopet. Berita ini sampai kepada orang tuanya. Di penjara Syamsul mendapatkan banyak hal. Adik Syamsul yang tidak percaya mendatangi kantor polisi yang diberitakan sebagai tempat Syamsul ditahan. Melihat Syamsul mendekam di penjara Nadia sangat tidak percaya. Syamsul meminta Nadia untuk membebaskannya. Syamsul kemudian bebas. Keika di bus Syamsul kabur. Adiknya tidak kusa mencegah.
Syamsul yang tak membawa bekal apa- apa tinggal di sebuah masjid di Jakarta. Ia merawat masjid tersebut dengan baik. Ironisnya, ia malah semakin sering mencopet dan hasil copetannya sebagian dimasukkan di kotak amal masjid. Setiap kali mencopet selalu ia catat siapa saja korban- korbannya, karena ia berniat suatu saat ia akan mengembalikannya.
Suatu hari Syamsul mencopet dompet seorang gadis cantik yang dia ketahui namanya adalah Silvie. Ia sangat terkejut ketika mendapati foto Silvie bersama Burhan, seorang yang telah membuat hidupnya hancur. Ia kemudian mencari rumah Silvie. Di saat pencariannya, ia justru diminta menjadi guru ngaji pribadi seorang anak yang bernama Della, di situ pula lah dia menemukan Silvie yang kebetulan adalah guru les pribadi Della.
Tujuan utama Syamsul datang ke situ adalah untuk mencari Silvie dan membongkar semua kebejatan Burhan. Maka ketika kesempatan itu ada Syamsul langsung mengatakan semuanya kepada Silvie tentang Burhan yang telah membuat Syamsul dipenjara dan kejahatan- kejahatan lainnya. Bahkan tentang dirinya yang pernah menjadi pencopet. Mendengar cerita itu Silvie sangat terkejut. Ia sulit untuk mempercayai semanya. Ia beranjak meninggalkan Syamsul.
Perasaan simpati Silvie pada Syamsul menjadi kabur, galau. Namun perasaan simpati yang berubah menjadi cinta itu tidak dapat dibohongi lagi. Terlebih lagi kedua orang tuanya juga mendukung. Silvie membatalkan pertunanganya dengan Burhan dan orang tuanya justru melamar Syamsul untuk putri semata wayangnya. Syamsul yang waktu itu sudah menjadi mubaligh muda yang terkenal minta pertimbangan kepada sang bunda dan minta petunjuk kepada Alloh melalui sholat istikharoh. Kemudian Syamsul mengiyakan lamaran Silvie. Mereka berdua akan segera menikah. Naas, tepat satu minggu sebelum pernikahan keduanya, Silvie mengalami kecelakaan dan meninggal seketika. Syamsul sangat terpukul atas kejadian yang menimpanya. Ia tidk mau makan, minum, bahkan berhenti berdakwah. Setelah cukupa Syamsul melakukan itu ibunya semakin tidak tega dan meminta Zizi untuk menghibur putrinya. Cukup lama Zizi memendam rasa cintanya, dan itu buah dari kesabarannya. Akhirnya kakak zizi yang juga kyai di pondok tempat Syamsul mengaji dulu meminta Syamsul untuk mengajar di pesantren sekaligus menjadi pendamping Zizi. Setelah melakukan sholat istikharoh untuk meminta petunju, Syamsul dan Zizi sah menjadi suami isteri.
3. Komentar
Novel tersebut menceritakn bahwa lingkunga mempunyai pengaruh besar untuk membentuk diri seseorang. Pada mulanya tokoh utama hanya difitnah maling oleh rekan belajarnya, kemudian lingkungan mengiyakan hal tersebut, bahkan keluarga yang ia andalkan pun ikut mempercayai fitnah itu. Tokoh utama merasa tidak tahan, kabur dari rumah, dan akhirnya ia menjadi copet sungguhan sampai pernah mendekam di penjara. Namun, ketika lingkungan menganggap di adalah seorang ustad semenjak menjadi guru mengaji seorang anak kecil, maka jadilah ia seorang ustad, bahkan tenar sampai masuk pada program religi sebuah stasiun televisi. Jadi, lingkungan mempunyai peran penting dalam membentuk diri seseorang.




2.2           Tema
Tema adalah sesuatu yang menjiwai cerita atau sesuatu yang menjadi pokok masalah dalam cerita.
Teama yang terdapat dalam novel Dalam Mihrab Cinta adalah Religi dan Percintaan.

2.3           Alur Cerita
Rangkaian cerita yang disusun secara  runtut.  Alur cerita bisa maju maupun mundur.
Alur yang terdapat dalam novel Dalam Mihrab Cinta adalah alur maju.

2.4           Penokohan
Adalah gambaran sifat/watak tokoh cerita. Berdasarkan sifatnya, tokoh cerita cerita ada dua, antagonis dan protagonist. Antagonis  adalah tokoh jahat, sedangkan protagonist adalah tokoh yang bersifat baik. 
            Tokoh-tokoh yang terdapat dalam novel Dalam Mihrab Cinta adalah
a.       Syamsul
-          Nekat
Yang terdapat dalam kalimat “Ia tidak mau sama dengan ayahnya dan kedua kakaknya yang semuanya sukses sebagai pedagang batik. Ia ingin sukses dijalur yang berbeda. Karena itulah meskipun ayahnya tidak setuju dengan keputusannya, ia tetap nekat melangkahkan kakinya menentukan takdirnya sendiri
-          Tidak pantang menyerah
Yang terdapat dalam kalimat “Pelajarannya ternyata jauh lebih sulit. Tetapi ia tidak menyerah”

b.      Zizi (Zidna Ilma)
-          Baik hati
Yang terdapat dalam kalimat “Saya bukan siapa-siapanya Syamsul saja percaya Syamsul tidak bersalah”

c.       Silvie
-          Baik hati
Yang terdapat dalam kalimat “Silvie tidak bisa menolak keinginan Della. Ia mengangguk sambil tersenyum”
-          Keras Kepala
Yang terdapat dalam kalimat “Sungguh saya tidak akan pulang, saya akan tetap berdiri di depan pintu ini sampai ustadz menyatakan bersedia”

d.      K.H Baejuri
-          Adil
Yang terdapat dalam kalimat “Kalaupun ada harta yang masih ada, cobalah kau musyawarahkan dengan kakakmu Miftah untuk mendermakannya di jalan Allah”
-          Tidak pernah marah
Yang terdapat dalam kalimat “Ia dikenal sebagai ulama yang tidak pernah marah pada santrinya”
-          Lembut
Yang terdapat dalam kalimat “Perkataannya lembut dan manis, membuat siapa saja suka mendengarnya”

e.       Pak Bambang (Ayah Syamsul)
-          Pemarah
Yang terdapat dalam kalimat ““Aku sudah tidak percaya lagi sama anak berengsek iu!” jawab Pak Bambang marah”
-          Bijak
Yang terdapat dalam kalimat “Sudahlah, kesaahan yang lalu jangan terus diungkit. Lebih baik, kita berhati-hati supaya dimasa depan tidak terjadi kesalahan yang sama. Kita jadikan ini semua sebagai pelajaran berharga”

f.       Kiai Miftah
-          Ceroboh
Yang terdapat dalam kalimat “Ia sangat menyesal melakukan tindakan menzalimi orang yang tidak bersalah”

g.      Zaim
-          Ramah
Yang terdapat dalam kalimat “Syamsul sangat terkesan dengan sambutan ketua pengurus bernama Zaim itu”

h.      Ayub
-          Pengertian
Yang terdapat dalam kalimat “Ia merasa yang paling mengerti keadaannya dan besar perhatian padanya adalah Ayub dari Banjarmasin”

i.        Burhan
-          Angkuh
Yang terdapat dalam kalimat “Dalam beberapa hal, memang Burhan Nampak angkuh”
-          Pilih-pilih teman
Yang terdapat dalam kalimat “Ia pilih-pilih teman. Hanya orang-orang yang ia anggap penting dan ia anggap dari golongan sepadan dengan dirinya yang ia akrabi”
-          Pintar mengambil hati
Yang terdapat dalam kalimat “Dia paling pintar  mengambil hati pengurus pesantren”

j.        Bu Bambang (Ibu Syamsul)
-          Sabar
Yang terdapat dalam kalimat “Hanya saja dalam hati Bu Bambang berdoa semoga Syamsul anaknya baik-baik saja dan mau pulang kembali”

k.      Nadia (Adik Syamsul)
-          Baik Hati
Yang terdapat dalam kalimat “itu tidak penting kak. Saya ingin kakak berubah lebih baik dan Nadia akan selalu menganggap kak Syamsul sebagai kakak Nadia”

l.        Della
-          Periang
Yang terdapat dalam kalimat “Dela langsung masuk dengan berlari dan berteriak “Hore aku punya ustadz pintar nyanyi””

m.    Pak Broto
-          Baik hati
Yang terdapat dalam kalimat “Pak Broto yang tidak pernah hitungan kalau membantu”

n.      Damayanti
-          Penyabar
Terdapat dalam kalimat “Insya Allah tidak mbak, pengalaman ini akan saya jadikan pelajaran hidup bagi saya, yang artinya Allah masih sayang sama saya.”

o.      Razak (Kakak Syamsul)
-          Pemarah
Yang terdapat dalam kalimat ““Kamu itu masih bau kencur. Tahu apa masalah dunia criminal, Nadia!” sengit Razak”

p.      Pak Heru
-          Pelit
Yang terdapat dalam kalimat “Hanya saja Pak Heru sedikit pelit kalau  membantu masjid”

q.      Dody Alpad
-          Baik
Yang terdapat dalam kalimat “Yang menilai kan orang lain ustadz. Ceramah ustadz bagus kok”

2.5           Latar

Tempat dan waktu terjadinya cerita

·         Stasiun Pekalongan
Terdapat dalam kalimat “Becak itu memasuki stasiun Pekalongan”
·         Kereta api
Terdapat dalam kalimat “Pemuda itu sampai di gerbong empat. Ia mencari tempat duduk no 8C”
·         Pesantren Al-Furqan
Terdapat dalam kalimat “Pesantren itu dikelilingi tembok putih, Syamsul masuk dari gapura utama”
·         Kamar khusus para tamu
Terdapat dalam kalimat “Ia beranjak mengikuti Zaim yang membawanya  ke kamar khusus tamu”
·         Masjid  pesantren Al-Furqan
Terdapat dalam kalimat “Ia ingin merasakan shalat berjamaah. Masjid tua itu penuh oleh para santri”
·         Warung mie godog
Terdapat dalam kalimat “Ia memutuskan untuk makan di warung itu sambil bertanya banyak hal tentang pemilik warung tentang Al-Furqan”
·         Kamar santri
Terdapat dalam kalimat “Syamsul melangkah tenang ke kamarnya, ia langsung menuju lemari Burhan”
·         Gudang
Terdapat dalam kalimat “Syamsul terus dihajar sambil diseret menuju gudang. Ia dipukul dan digebuk habis-habisan seperti anjing kurap masuk kampung dan tertangkap. Akhirnya ia dilempar ke gudang”
·         Halaman pondok
Terdapat dalam kalimat “Sore itu juga Syamsul di ambil dari gudang. Di halaman podok telah disiapkan kursi yang diletakkan di tengah garis melingkar. Syamsul digiring dan di dudukkan di kursi itu”
·         Ruang tamu pesantren
Terdapat dalam kalimat “Jam sebelas malam orang tua Syamsul datang. Kiai Miftah menemui di ruang tamu pesantren”
·         Kamar Syamsul
Terdapat dalam kalimat “Syamsul istirahat di kamarnya dengan mata berkaca-kaca”
·         Kota Semarang
Terdapat dalam kalimat “Sudah satu minggu Syamsul pergi dari rumah. Ia mengelana di kota Semarang”
·         Masjid Baiturrahman
Terdapat dalam kalimat “Siang itu ia baru saja selesai shalat zuhur di masjid Baiturrahman, Simpang Lima, Semarang”
·         Pasar Johar
Terdapat dalam kalimat “Ia pergi ke pasar Johar, ia menawarkan diri untuk menjadi buruh panggul di pasar Johar, tetapi ia di tolak”
·         Bis mini warna kuning
Terdapat dalam kalimat “Ia naik bis mini warna kuning jurusan Mangkana-Panggaron”
·         Kantor polisi
Terdapat dalam kalimat “Syamsul babak belur itu digelandang oleh polisi ke kantor polisi”
·         Di dalam sel Polsek Semarang Tugu
Terdapat dalam kalimat “Sejak tertangkap itu, Syamsul mendekam di penjara Polsek Semarang Tugu”
·         Lebak Bulus
Terdapat dalam kalimat “Bus itu sampai di terminal Lebak Bulus, tepat saat azan subuh selesai dikumandangkan”
·         Masjid kecil berwarna hijau
Terdapat dalam kalimat “Dan ia menemukan masjid  kecil berwarna hijau. Ia masuk masjid itu dan merebahkan tubuhnya”
·         Rumah Petak
Terdapat dalam kalimat “Malam itu ia membersihkan rumah petak itu”
·         Kafe di pinggir jalan Parung
Terdapat dalam kalimat “Syamsul masuk dan menemui  manager kafe itu”
·         Restaurant yang khusus menjual ayam goreng
Terdapat dalam kalimat “Ia memasuki restaurant itu dan mengajukan diri untuk bisa bekerja disitu”
·         Dibawah pohon di pinggir jalan
Terdapat dalam kalimat “Ia duduk dibawah ebuah pohon di pinggir jalan”
·         Kopaja
Terdapat dalam kalimat “Ia berdiri dan bergegas  mencegat kopaja. Ia naik Kopaja yang sesak penumpang”
·         Villa Gracia
Terdapat dalam kalimat “Ia kembali balik arah ke Villa Gracia”
·         Jalan Flamboyan
Terdapat dalam kalimat “Lalu dengan mantap ia mermarkir sepeda motornya di depan rumah di jalan Flamboyan No.17”
·         Masjid Baitul Makmur
Terdapat dalam kalimat “Syamsul meninggalkan rumah itu dan pergi ke Masjid”
·         Perpustakaan di Sekolah Tinggi Agama Islam Daarud Dakwah
Terdapat dalam kalimat “Didalam perpustakaan ia hanya menjumpai satu orang saja yang sedang sibuk membaca sebuah kitab berbahasa Arab”
·         Rumah keluarga Syamsul di Pekalongan
Terdapat dalam kalimat “Siang itu Kiai Miftah dan Zizi di temani lurah Pondok datang ke rumah keluarga Syamsul di Pekalongan”
·         Wartel
Terdapat dalam kalimat “Begitu Pak Heru pergi, Syamsul langsung lari ke wartel untuk memastikan kabar itu”
·         Rumah Silvie
Terdapat dalam kalimat “Burhan dan keluarganya sampai dirumah Silvie”
·         Masjid Al-Firdaus Jagakarsa
Terdapat dalam kalimat “Sejurus kemudian sedan itu sudah meluncur di jalan raya menuju Masjid Al-Firdaus Jagakarsa, dimana tabligh akbar diadakan”
·         Ruang tamu rumah Syamsul
Terdapat dalam kalimat “Pembicaraan di ruang tamu rumah Syamsul berlangsung hangat”
·         Kamar Silvie
Terdapat dalam kalimat “Di dalam kamar sebuah rumah mewah di illa Gracia, Parung, Nampak Silvie sedang sujud di balut mukena putihnya”
·         Butik busana muslim
Terdapat dalam kalimat “Syamsul diminta Silvie untuk datang kesebuah butik busana muslim di daerah  Kemang, Jakarta Selatan”
·         Meja makan
Terdapat dalam kalimat “Bu Bambang melihat Syamsul masih melamun di meja makan”
·         Teras Rumah
Terdapat dalam kalimat “Pagi itu Syamsul  sedang membaca Koran di teras rumahnya”
·         Auditorium Pesantren Marabi’ul Qur’an
Terdapat dalam kalimat “Wajah-wajah cantik dan anggun berbalut jjilbab itu menyemut memenuhi Auditorium Pesantren Manabi’ul Qur’an”

2.6           Diksi
Diksi, dalam arti aslinya, merujuk pada pemilihan kata dan gaya ekspresi oleh penulis atau pembicara.
Di dalam novel Dalam Mihrab Cinta  terdapat banyak kata-kata yang menggunakan bahasa daerah, yaitu bahasa Jawa.
Terdapat dalam kalimat:
-          “Tenang mbak. Ojo wedi! Jangan takut.”
-          Podho-podho dihakimi massa. Iya tooo?!”
-          “Benjote yo podho…larane yo podho…!”
-          “Hei ari-arine Neng Nur Fadhilah mereneo. Aku wis nunggu sliranmu!”


2.7           Amanat
Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca. Di dalam novel ini amanat yang dipergunakan adalah secara implisit yaitu pengarang mengemukakan pesannya secara tidak langsung.
Amanat yang terdapat dalam novel Dalam Mihrab Cinta adalah jangan pernah menilai orang dari luarnya saja, dan jangan pernah menghakimi seseorang dengan semena-mena. Harusnya diselidiki terlebih dahulu apakah orang itu benar-benar bersalah atau  tidak. Dan sebagai orang tua, harusnya bisa lebih percya dengan anaknya sendiri.

2.8           Berakhir/Ending
Ending adalah impresi klimaks dari sebuah novel.
Akhir dari cerita ini adalah duka cita. Karena wanita yang didambakan Syamsul yaitu Silvie meninggal dunia. Dan setelah itu  ternyata Zizi melamar Syamsul. Dan akhirnnya mereka menikah, dan berakhir dengan kebahagian.

Unsur Ekstrinsik:
1.     Biografi Pengarang
Habiburrahman el-Shirazy (lahir di Semarang 30 September 1976) adalah sarjana Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir dikenal sebagai dai, novelis, penyair, dan suami dari Muyasaratun Sa’idah. Memulai pendidikannya di MTs Futuhiyyah 1 Mranggen sambil belajar kitab kuning di Pondok Pesantren Al Anwar, Mranggen, Demak. Tahun 1992 ia merantau ke Surakarta untuk belajar di Madrasah Aliyah Program Khusus Surakarta, lulus pada tahun 1995. Setelah itu melanjutkan Fakultas Ushuluddin, Jurusan Hadist Universitas Al-Azhar, Kairo dan selesai Tahun 1999. Tahun 2001 lulus Postgraduate Diploma S2 di The Institute for Islamic Studies, Kairo.
          Selama di Kairo, ia telah menghasilkan beberapa naskah drama dan menyutradarainya, di antaranya: Wa Islama (1999), Darah Syuhada (2000). Tulisannya berjudul, Membaca Insanniyah al Islam dimuat dalam buku Wacana Islam Universal (1998). Beberapa karya terjemahan yang telah ia hasilkan seperti Ar-Rasul (2001), Biografi Umar bin Abdul Aziz (2002), Menyucikan Jiwa (2005), Rihlah ilallah (2004), dll. Cerpen-cerpennya dimuat dalam antologi Ketika Duka Tersenyum (2001), Merah di Jenin (2002), Ketika Cinta Menemukanmu (2004), dll.
         Karya-karyanya banyak diminati tak hanya di Indonesia, tapi juga negara-negara tetangga seperti Malaysia, Singapura dan Brunei. Karya-karya fiksinya dinilai dapat membangun jiwa dan menumbuhkan semangat berprestasi pembaca. Diantara karya-karyanya yang telah beredar dipasaran adalah Ayat-Ayat Cinta (2004), Di Atas Sajadah Cinta (2004), Ketika Cinta Berbuah Surga (2005), Pudarnya Pesona Cleopatra (2005), Ketika Cinta Bertasbih 1 (2007), Ketika Cinta Bertasbih 2 (2007) dan Dalam Mihrab Cinta (2007). Kini sedang merampungkan Langit Makkah Berwarna Merah, Bidadari Bermata Bening, dan Bulan Madu di Yerussalem. (disadur dari Wikipedia.com)

2.     Latar Belakang Sejarah dan Sosial
              Habiburrahman el-Shirazy, menulis cerita berdasarkan pengalaman hidupnya yang pernah bersekolah di Universitas Al Azhar, Mesir. Selain sebagai media dakwahnya, novel ini juga mencakup banyak cerita yang menggambarkan hidup seorang lelaki Indonesia. Sebagai contoh, novelnya yang lain yaitu Ayat-ayat Cinta. Dan dari segi ekonominya, pengarang tergolong menengah ke atas dilihat dari latar petualangan pendidikannya, mulai dari pendidikan menengah di MTs Futuhiyyah 1 hingga S2 di The Institute for Islamic Studies Kairo.


0 Response to "Sinopsis Novel Dalam Mihrab Cinta Karya Habiburrahman EL Shirazy"

Post a Comment